Pagi itu, udara
segar menyambut peserta MATSAMAH yang sudah tak sabar menantikan acara hari
ketiga. Begitu memasuki halaman madrasah, aroma wangi jajanan mulai menggoda indera penciuman. Lapak-lapak
berjejer rapi di kanan kiri area kegiatan, masing-masing didekorasi dengan
warna cerah, spanduk kreatif, dan tulisan harga yang lucu-lucu.
Tawa dan sorak
para siswa terdengar bersahut-sahutan. Di satu sudut, ada stand minuman
kekinian yang menawarkan es boba cokelat, es teh Tarik dan sejenisnya dengan suara blender dan
dentingan es batu yang menambah semangat suasana. Tak jauh dari sana, stand siomay
dan batagor
dan aneka jajanan dipenuhi antrean panjang, sementara aroma kacang tanah yang
gurih menyeruak ke udara.
Beberapa
kelompok peserta terlihat lihai menawarkan dagangan mereka. Ada yang berteriak
memanggil pelanggan, ada pula yang membagikan tester kecil untuk menarik rasa
penasaran. Kreativitas pun tampak di setiap sudut: gelas minuman dihias stiker
buatan sendiri, plastik dibungkus dengan pita warna-warni, dan meja dihiasi
bunga kertas hasil karya tangan.
Suasana semakin
meriah ketika iringan musik dari pengeras suara mengalun, membuat para penjual
dan pembeli ikut bergoyang kecil sambil bertransaksi. Siswa-siswi tampak
antusias menghitung uang hasil penjualan, sementara pembeli tersenyum puas
sambil menikmati jajanan mereka di tempat duduk lesehan yang sudah disiapkan.
Hari ketiga
MATSAMA bukan sekadar ajang makan-makan, tetapi juga wadah belajar wirausaha
yang sesungguhnya. Semua terlibat—mulai dari mengatur modal, melayani
pelanggan, menjaga kualitas, hingga menghitung keuntungan. Keriuhan jual beli
bercampur aroma lezat dan tawa gembira menjadikan halaman madrasah layaknya
pasar mini penuh warna dan semangat.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar